24.7.08

Hati

Kata pepatah, " Rambut boleh sama hitam, tetapi isi hati siapa yang tahu ". Hati itu menyimpan sejuta misteri yang terselubung, hanya si pemilik hati dan sang penciptalah yang mengetahui lubuk paling dalam dari sebuah hati. dan yang lebih dahsyatnya lagi mekanisme fluktuasi dari suasana hati itu mempengaruhi kinerja organ-organ tubuh lainnya. Secara, kita mengetahui bahwa organ hati (hepar) sendiri merupakan filter yang memisahkan antara racun-racun, sampah-sampah, dan zat-zat yang tidak penting dari makanan yang kita konsumsi serta aliran darah dalam tubuh kita.



Jadi kalau " HATI" kita sudah tidak sempurna maka fungsi hati sebagai filter sudah tidak berfungsi lagi sehingga racun, sampah dan zat yang tidak penting mengotori hati kita. Kalau hati sudah kotor maka apapun yang kita kerjakan selalu gagal dan hubungan kita dengan orang lain pun terganggu. " Mengapa sih menjadikan Hati sebagai sebuah topik yang penting untuk dikupas ? " Karena menurut saya pribadi, sumber suatu masalah dan penyelesaiannya itu terdapat di HATI itu sendiri. Bukan hanya berdasarkan apa yang saya alami secara pribadi tapi saya percaya teman-teman pun mengalami hal yang sama dengan saya.



Hati manusia merupakan sumber syaraf rasa yang paling halus dan paling sensitif yang diciptakan TUHAN untuk manusia. TUHAN MAHA BESAR, bisa menciptakan prosessor kecil yang dahsyat. Kalau hati kita sedang senang dan ikhlas pastilah pekerjaan apapun kita rasa lancar dan mudah untuk dijalani, tetapi kalau hati kita sedang susah, untuk melangkah saja rasanya berat sekali. Coba lihat para artis kita, mereka menjalankan pekerjaan mereka secara profesional tetapi hati tidak dapat ditipu, mereka pun tidak malu untuk mengakui kalau mereka sedang terluka, kesepian, atau senang sekalipun.



" Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu ", petikan ini saya ambil dari Injil. Hal yang tidak masuk akal, tetapi harus kita lakukan, kita memaafkan orang yang melukai hati kita sangat mudah untuk mengucapkannya, tetapi kelak kita bertemu lagi dengan si pembuat luka tersebut apakah menjamin kita tidak akan mengingat semua perbuatannya kepada kita. Sama seperti luka-luka lainnya, luka hati dapat sembuh tapi bekas luka itu tidak akan pudar, bekas itu tetap ada walaupun tersamar. Sekarang semua itu tergantung dari hati kita sendiri apakah kita ikhlas untuk memaafkan dan melupakan atau memaafkan dan tetap mengingat yang berakibat pada dendam dan perbuatan jahat.



Semua agama manapun di dunia ini mengajarkan tentang kasih, untuk mengasihi itu tergantung dari hati kita, untuk menganggap masalah itu besar atau kecil pun itu dari hati kita sendiri, dan bagaimana penyelesaian suatu masalah itu pun tergantung dari hati kita. Teman-teman, zaman sekarang ini hati sudah mulai mengeras dan sudah tidak berfungsi sehingga kita dengan mudahnya tersulut api emosi, kejahatan dimana mana karena jendela hati sudah tertutup, etika, moral, sikap dan perbuatan menunjukkan level terrendah, sikap saling menghargai sudah tidak ada.



Mari kita sama-sama membenahi hati kita, supaya kita bisa membuka cakrawala dan mengasihi teman-teman kita yang lain. Jadi tidak ada lagi demo-demo, tidak ada lagi dendam, dll. kita mulai dari keluarga terdekat, teman-teman, tetangga-tetangga dan akhirnya seluruh bangsa dan negara...Setuju tidak? kalau tidak kacangnya kita tutup lagi..

Tidak ada komentar: